Site icon Meringankan Ambeien atau Wasir

Bagaimana Konstipasi Kronis Mempengaruhi Tubuh Anda

Bagaimana Konstipasi Kronis Mempengaruhi Tubuh Anda

Bagaimana Konstipasi Kronis Mempengaruhi Tubuh Anda

Sembelit atau bahasa ilmiahnya yang disebut sebagai konstipasi sering diremehkan dan tidak mendapatkan penanganan serius. Normal jika Anda mengalami sembelit sekali atau dua kali. Tapi jika sudah mengalami gejalanya selama lebih dari tiga bulan, maka ini pertanda bahwa Anda sudah mengalami konstipasi kronis.

Padahal menyimpan feses di dalam tubuh di waktu yang lama bisa menyebabkan banyak kerugian bagi tubuh. Kondisi ini juga tidak menutupi kemungkinan terjadinya komplikasi. Konstipasi kronis dapat mempengaruhi kondisi tubuh Anda

Fisura Ani

Mengeluarkan feses yang keras atau hanya sekedar mengejan saat buang air besar dapat merobek  jaringan di sekitar anus Anda. Robekan ini disebut sebagai fisura ani. Luka ini dapat menyebabkan gatal, nyeri dan bahkan pendarahan.

Kondisi ini dapat memperburuk konstipasi atau sembelit. Ini sering terjadi pada anak-anak yang menahan buang air besar karena takut akan rasa sakit akibat fisura ani. Robekan ini terkadang bisa menjalar dan memengaruhi cincin otot pada anus yang berfungsi untuk membuatnya tetap tertutup.

Jenis fisura ani tersebut sudah masuk pada tahapan sulit disembuhkan. Anda memerlukan tindakan medis atau operasi untuk menyembuhkannya. Sayangnya jika pernah mengalami fisura ani, terdapat kemungkinan Anda akan mengalami hal yang sama kembali.

Impaksi

Impaksi terjadi ketika seseorang sedang mengalami sembelit karena kotoran tidak bisa keluar dari tubuh dan mulai menempel pada usus Anda. Tekstur feses yang sudah mengering dan  mengeras terjebak di dalam perut menyebabkan penyumbatan.

Pada umumnya pengerasan yang terjadi pada feses digunakan usus besar Anda untuk mendorong kotoran keluar dari tubuh. Tetapi karena teksturnya yang mengeras dan terlalu besar sehingga tinja tidak dapat keluar dan dapat menyebabkan rasa sakit serta mual.

Prolaps Rektum

Rektum ada pada bagian ujung usus besar yang mengarah ke bagian anus. Prolaps rektum terjadi ketika Anda terus menerus berusaha untuk buang air besar, rektum bisa merenggang dan bahkan menyembul keluar dari tubuh.

Kondisi seperti itu dapat menyebabkan rasa sakit dan pendarahan. Terkadang sulit untuk mengetahui Anda menderita prolaps rektum atau wasir karena keduanya menyebabkan benjolan yang keluar dari anus. Meskipun begitu, keduanya adalah situasi yang tidak sama sehingga memiliki cara dan penanganan yang berbeda.

Wasir

Saat sembelit, kebanyakan orang cenderung berusaha keras untuk mengeluarkan feses dari tubuh. Jika terus melakukan hal ini, pembuluh darah di sekitar rektum dan anus dapat membengkak. Pembengkakan vena ini disebut wasir, atau ambeien. Mudahnya, kondisi ini seperti varises yang terjadi di bagian dubur.

Wasir dapat terjadi pada bagian eksternal tepatnya berada di bawah kulit sekitar anus. Jika terjadi di bagian internal maka wasir terletak di dalam lapisan anus atau rektum. Jika sudah mengalami ambeien biasanya akan terasa gatal dan nyeri.

Kondisi seperti ini dapat menyebabkan pendarahan saat Anda buang air besar. Biasanya penderita akan sadar jika terjadi pendarahan saat mereka akan mengeringkan bagian anusnya dengan tissue dan mendapati bercak darah. Terkadang darah dapat terkumpul di dalam wasir, yang dapat menyebabkan benjolan keras yang menyakitkan.

Peningkatan Resiko Divertikulitis

Sembelit jangka panjang memiliki merek efek samping tersendiri. Salah satunya adalah peningkatan risiko fenomena yang disebut divertikulitis. Kondisi ini ditemukan pada divertikula yaitu sebuah tonjolan atau kantong yang terbentuk secara alami pada lapisan usus besar.

Divertikula akan membesar secara alami sejalan dengan bertambahnya usia. Tetapi tonjolan ini bisa jadi terinfeksi karena diberikan tekanan karena Anda mengejan saat buang air besar sehingga membuat kotoran dari tinja terperangkap di dalamnya.

Berdampak pada Kandung Kemih

Berbeda dengan bayangan Anda, ternyata terdapat hubungan yang lebih dekat antara usus besar dan kandung kemih. Saat usus besar penuh dan Anda bersikeras untuk mengeluarkannya dari tubuh, hal ini memberikan efek pada organ tubuh di sekitarnya.

Departemen Urologi di University of California menyoroti bahwa posisi organ tubuh dapat menimbulkan masalah. Jika ada terlalu banyak tekanan pada kandung kemih dari usus besar yang penuh dapat mengakibatkan kandung kemih kosong atau bahkan menyebabkan kebocoran secara tidak terduga.

Berdampak ada Imun Tubuh

Flora usus kita bertanggung jawab atas sebagian besar respons imun tubuh, termasuk pembuangan puing-puing sel, virus, bakteri dan sel kanker. Karena sembelit sering dikaitkan dengan bakteri yang hilang atau rusak pada flora usus.

Hal tersebut dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Penumpukan racun dan peradangan yang terkait dengan sembelit juga dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan membuat Anda rentan terhadap infeksi seperti infeksi saluran kemih.

Mudah Lelah

Konstipasi dan kelelahan umumnya terjadi secara bersamaan dan terbukti kuat adanya hubungan antara keduanya. Dysbiosis yang disebabkan oleh konstipasi dapat meningkatkan fermentasi karbohidrat dan produksi berbagai gas. Contohnya seperti hidrogen sulfida yang bau dan diduga menyebabkan disfungsi mitokondria penghasil energi di dalam sel tubuh.

Kurangnya flora sehat di usus juga dapat menurunkan penyerapan nutrisi yang dibutuhkan untuk energi dan fungsi fisiologis normal. Gangguan detoksifikasi zat beracun yang dapat memasuki aliran darah juga dapat memengaruhi tingkat energi dan menyebabkan kelelahan.

Rasa Cemas dan Depresi

Secara ilmiah, konstipasi dapat menyebabkan rasa cemas dan depresi pada si pengidap. Sementara sembelit sering dianggap sebagai gejalanya, penelitian ilmu saraf baru-baru ini mulai menunjukkan pentingnya flora usus dalam perkembangan gejala otak.

Infeksi

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh pusat penyakit pencernaan di Australia menemukan sebuah teori apa yang menyebabkan konstipasi. Teori ini menunjukkan bahwa penyebab umum sembelit yang sering diabaikan adalah bakteri.

Bakteri ini bernama clostridia yang masuk ke sistem pencernaan melalui mulut dan mengganggu keseimbangan bakteri di dalam tubuh. Pada penelitian yang dilakukan di tahun 2001 juga menyebutkan jika clostridia mampu meningkatkan retensi air di usus besar dan mengeringkan limbah makanan di dalam perut.

Usus Besar Menyerap Terlalu Banyak Air

Penyebab dasar sembelit adalah kurangnya asupan zat cair (air mineral) sehingga terjadi kekeringan atau dehidrasi pada tubuh. Pada sistem pencernaan normal sendiri makanan akan bergerak dengan kecepatan yang wajar kemudian diproses dan diubah menjadi limbah. Usus menyerap air darinya dan mengubahnya menjadi tinja.

Pada kondisi sembelit, makanan bergerak terlalu lambat dari kecepatan normal pada umumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa makanan yang telah diproses menjadi limbah terlalu lama berada di usus besar sehingga ia menyerap air terlalu banyak. Hal ini menyebabkan feses menjadi kering dan jauh lebih sulit untuk didorong keluar.

Kenaikan Berat Badan

Sembelit kronis juga dapat menyebabkan bertambahnya berat badan karena kotoran “mengendap” di dalam tubuh. Ada faktor lain yang menjadi penyebab bertambahnya berat badan. Ditemukan bahwa dysbiosis flora pada usus ternyata juga menyebabkan penambahan berat badan.

 

Sumber:

https://www.webmd.com/digestive-disorders/chronic-constipation-affects-body
https://www.bustle.com/articles/143653-7-things-that-happen-to-your-body-when-youre-constipated
https://bellalindemann.com/blog/side-effects-of-constipation

 

Exit mobile version