Penyakit ambeien atau wasir telah mempengaruhi hidup dari jutaan orang dari berbagai kalangan dan kelas sosial. Penderita penyakit ambeien dapat dengan mudah kita temui dalam sehari-hari. Beberapa orang mungkin keluarga kita, teman, atau rekan satu kantor. Penderita penyakit ambeien mengalami penurunan kualitas hidup yang drastis. Mereka mengalami nyeri berkepanjangan baik ketika duduk, berdiri, buang air besar, bahkan ketika tidur. Penyakit ambeien menjadi salah satu alasan utama penderita untuk mengunjungi dokter spesialis bedah saluran cerna.
Walau demikian, penyakit ambeien adalah hal yang masih sering membuat orang salah paham. Selain karena anggapan negatif tentang penyakit ini, juga karena beberapa hal yang masih belum diketahui dengan pasti tentang penyakit ambeien. Berikut adalah penjelasan tentang penyakit ambeien yang harus Anda ketahui.
Apakah itu Ambeien?
Ambeien adalah istilah dalam ilmu kedokteran untuk menyebut jaringan yang berisi pembuluh darah yang melintang sepanjang kanal anal hingga anus. Kanal anal merupakan cincin otot yang bertugas untuk mendorong keluarnya kotoran hasil pencernaan atau feses dari rektum dan merelaksasi rektum setelah keluarnya kotoran tersebut. Sedangkan rektum sendiri adalah saluran berotot dengan panjang sekitar 20 cm yang menghubungkan usus besar dengan anus.
Pada rektumlah sampah hasil pencernaan atau feses disimpan sementara waktu hingga akhirnya dibuang melalui anus. Ketika rektum telah penuh, maka dinding-dinding pada rektum akan memberikan rangsangan ke otak untuk melakukan proses defekasi atau yang kita kenal buang air besar (BAB). Anus merupakan organ pencernaan terakhir yang menjadi saluran pembuangan dari limbah hasil pencernaan makanan, feses, dan gas dari tubuh.
Pada sistem pembuangan ini, ambeien berfungsi layaknya bantalan yang memudahkan otot-otot pada rektum mendorong keluar feses melalui anus dan menutup kembali saluran anus setelah pembuangan tersebut. Ia kemudian disebut penyakit ambeien karena terjadi ketika ada aktivitas peningkatan tekanan darah di area anus dan rektum sehingga yang pada awalnya bantalan malah menjadi peradangan atau pembengkakan.
Ketika ambeien mengalami peradangan, muncul rasa nyeri terus menerus. Ini adalah salah satu akibat dari feses yang ditampung di dalam rektum dengan ambeien yang meradang. Pada beberapa kasus, ketika ambeien membengkak maka ia tidak berfungsi dalam membantu menutup anus setelah defekasi bahkan ambeien malah keluar dari anus.
Penyakit ambeien terdiri dari dua jenis yaitu ambeien dalam atau ambeien internal dan ambeien luar atau ambeien eksternal. Ambeien dalam terjadi di dalam anus dan melintang sepanjang rektum. Perdarahan tanpa rasa sakit cenderung terjadi ketika peradangan berlangsung pada ambeien dalam. Darah akan keluar ketika ada pergerakan dari perut akibat mengejan.
Terkadang, darah ini menetes begitu saja sehingga menimbulkan bercak pada pakaian dalam. Warna darah yang keluar berwarna merah segar. Ambeien dalam barulah menimbulkan rasa nyeri yang tidak tertahankan ketika prolaps atau bengkak yang turun ke bawah mengarah ke anus. Bahkan ambeien dapat keluar dari anus.
[related_posts]
Ambeien luar atau eksternal adalah gumpalan yang terlindungi oleh kulit sensitif di sekitar anus. Nyeri yang hebat akan terasa ketika terjadi pembekuan darah pada gumpalan tersebut. Akibat dari pembekuan darah ini adalah gumpalan menjadi bengkak dan keras. Perdarahan baru terjadi pada ambeien luar ketika gumpalan tersebut pecah. Ambeien luar yang membengkak apabila dibiarkan maka akan menonjol keluar secara perlahan-lahan.
Awalnya, ambeien luar yang menonjol ini dapat masuk sendiri secara langsung begitu penderita selesai BAB. Ketika ia terus dibiarkan tanpa pengobatan maka lama-kelamaan ambeien tersebut tidak dapat masuk ke anus dengan sendirinya sehingga harus dibantu dengan mendorong menggunakan tangan.
Kemudian, penyakit ambeien dikelompokkan berdasarkan stadium atau kegawatan yang sedang berlangsung. Tingkatan kegawatan dari penyakit ambeien diklasifikasikan:
- Stadium I berlangsung ketika terjadi pembengkakan kecil pada ambeien di dalam anus.
- Stadium II ketika pembengkakan pada ambeien yang mengakibatkan ia keluar dari anus bila mengejan.
- Stadium III apabila ambeien keluar dari anus saat mengejan dan harus dibantu dengan tangan atau alat untuk mengembalikannya ke dalam saluran anus.
- Stadium IV terjadi pembengkakan atau benjolan yang besar pada ambeien sehingga ia keluar dari anus dan tidak bisa dibantu dengan tangan atau alat untuk mengembalikannya.
Penyebab Ambeien
Belum terdapat penyebab pasti yang membuat seseorang menderita penyakit ambeien. Selain itu, penyebab ambeien ini sering mirip dengan penyebab penyakit pencernaan lainnya. Penyebab penyakit ambeien mulai dari makan-makanan yang pedas, terlalu lama mengejan saat buang air besar, hingga pemakaian obat-obatan pencahar.
Beberapa hal berikut dapat menjadi penyebab seseorang terkena penyakit ambeien, antara lain:
- Menstruasi.
- Gaya hidup yang mengakibatkan kurang gerak atau kurang olahraga.
- Olahraga tertentu seperti berkuda dan bersepeda.
- Pekerjaan tertentu yang mengharuskan seseorang duduk atau berdiri terlalu lama.
- Alkohol, kopi, dan makanan pedas.
- Penuaan.
- Keturunan.
- Kehamilan.
- Terlalu sering menggunakan obat pencahar atau enema.
- Sering mengejan ketika BAB.
Di antara penyebab-penyebab ambeien yang disebutkan di atas, penyebab seperti duduk atau berdiri terlalu lama dianggap paling berkontribusi sebagai penyebab dari penyakit ambeien. Ketika seseorang duduk atau berdiri terlalu lama maka menghasilkan tekanan yang besar kepada pembuluh-pembuluh darah yang berkaitan dengan sistem pembuangan seperti pembuluh darah pada kanal anal, rektum, dan anus. Aliran yang besar membuat pembuluh darah ini melebar kemudian dinding pembuluh darah menjadi tipis dan berdarah. Jika pelebaran pembuluh darah pada sistem pembuangan terus terjadi maka pembuluh darah ini akan menonjol keluar anus.
Gejala Ambeien
Gejala ambeien sering tidak disadari oleh penderita. Gejala ambeien kadang muncul lalu kadang hilang. Pada gejala ambeien ringan, ia akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Terdapat sekitar 40 persen dari penderita ambeien bersifat asimtomatik atau tidak mengalami gejala ambeien sama sekali. Selain itu, beberapa gejala ambeien mirip dengan penyakit lain seperti luka pada dinding anus, penonjolan pada dinding rektum, abses, inflammatory bowel disease (IDB), dan neoplasia. Namun, apakah Anda mengalami BAB berdarah atau rasa panas yang sangat ketika duduk? Ini mungkin saja gejala ambeien.
Berikut gejala ambeien yang sering dirasakan oleh penderita.
- Nyeri pada anus.
- Rasa gatal atau iritasi pada bagian sekitar anus.
- Rasa tidak nyaman dan terbakar ketika duduk.
- Perdarahan ketika buang air besar dengan darah yang keluar berwarna merah segar.
- Terjadinya satu atau lebih penggumpalan di sekitar anus, kadang penggumpalan terasa empuk atau malah nyeri.
Pantau kondisi yang berlangsung ketika gejala ambeien terjadi. Jika terjadi kekambuhan pada gejala ambeien, maka segeralah hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Siapa Saja yang Mungkin Terkena Ambeien?
Penyakit ambeien sangat mudah ditemui dalam keseharian. Ada jutaan orang yang tersebar di seluruh dunia mengalami penyakit ini. Penyakit ambeien berada pada urutan ke-empat penyakit pencernaan yang paling banyak dikeluhkan di Amerika Serikat. Siapa pun dapat terkena penyakit ambeien dengan tidak ada pembedaan antara jenis kelamin perempuan atau laki-laki.
Pada rentang usia, ambeien lebih banyak terjadi pada lanjut usia dengan umur 50 tahun ke atas. Ini mungkin terjadi karena semakin menurunnya fungsi organ-organ di dalam tubuh akibat penuaan. Sekarang, ambeien semakin merata pada rentang usia karena seringnya tanpa disadari telah melakukan aktivitas-aktivitas yang menjadi penyebab ambeien. Aktivitas-aktivitas ini seperti duduk atau berdiri terlalu lama, makan-makanan pedas, dan gaya hidup kurang gerak.
Ibu Hamil
Pada kondisi khusus seperti ibu hamil, penyakit ambeien tidak dapat dihindari. Ketika hamil terutama pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, ukuran rahim menjadi semakin membesar setiap harinya sehingga menekan pembuluh balik bawah dan pembuluh darah panggul.
Beberapa hal berikut dialami oleh ibu hamil ketika terjadi penyakit ambeien, yaitu:
- Meningkatnya hormon progesteron yang mengakibatkan sembelit dan membuat kerja pencernaan lebih pelan dibandingkan saat kondisi normal.
- Sensasi gatal dan panas di sekitar area dubur.
- Gerakan mengejan akibat kerja usus yang terhambat.
- Pendarahan yang terjadi jika mengejan.
- Rasa nyeri pada anus.
- Benjolan yang teraba oleh tangan saat selesai buang air besar.
Umumnya, hal-hal yang dijelaskan di atas akan menghilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu selesai melahirkan. Konsultasikan kondisi Anda kepada dokter ketika menemukan hal-hal di atas pada saat hamil dan setelah melahirkan. Konsultasi awal akan membantu dokter untuk melakukan tindakan cepat dan tanggap mengatasi penyakit ambeien pada ibu hamil.
Pemeriksaan Penyakit Ambeien
Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan ketika Anda mulai merasakan gejala-gejala ambeien. Belum tentu rasa nyeri yang berlebihan ketika Anda duduk atau darah segar yang keluar ketika Anda BAB disebabkan oleh penyakit ambeien. Berkunjunglah ke dokter untuk mengetahui lebih pasti apakah Anda mengalami penyakit ambeien atau tidak. Dokter akan memeriksa riwayat penyakit, riwayat kesehatan keluarga, dan pengecekan fisik pada kondisi tubuh Anda. Beberapa hal berikut akan dilakukan oleh dokter untuk mengetahui lebih lanjut tentang kondisi kesehatan ambeien Anda.
-
Digital rectal exam (DRE) atau colok dubur.
Beberapa orang enggan ke dokter untuk melakukan pemeriksaan karena merasa malu dengan metode pemeriksaan yang akan dilakukan. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara memasukkan jari atau alat ke dalam anus penderita.
Anda tidak perlu merasa malu atau khawatir karena pemeriksaan ini bukan semata-mata dokter mencolokkan sesuatu ke dalam dubur. Colok dubur sebagai contoh adalah proses yang sangat membantu dokter untuk mengidentifikasi langsung penyakit yang berkaitan dengan rektum, anus, prostat, kelenjar di bawah kandung kemih pria (vesikula seminalis), kandung kemih, dan area kulit antara vagina dengan anus (perineum).
Proses ini pun memiliki tahapan yang prosedural. Dokter harus menaati tiap-tiap tahapan dan kebersihan prosedurnya. Sebelum memasukkan jari telunjuknya, dokter menggunakan sarung tangan dan melumuri jari telunjuk dengan pelumas agar memudahkan pemeriksaan dan membantu mengurangi rasa sakit atau rasa tidak nyaman pada penderita.
Berikut proses dari colok dubur:
- Dokter melumuri jari telunjuk pada sarung tangan dengan jelly pelumas.
- Dokter memperingatkan terlebih dahulu bahwa ia akan memasukkan jari telunjuknya untuk pemeriksaan.
- Dokter akan meletakkan jari menuju ke bagian permukaan anus dan menekan pada pertengahan anus.
- Dokter akan menekan jari telunjuknya hingga masuk ke dalam anus dengan tekanan yang tetap.
- Selanjutnya jari diputar 360 derajat untuk menilai keseluruhan rektum.
- Dokter akan mencatat lokasi dan tekstur dari dalam rektum jika teraba bagian permukaan yang tidak rata.
- Lalu, dokter akan menilai apakah feses di dalam rektum tersebut keras atau lembut.
- Setelah pemeriksaan selesai, dokter akan menarik jari telunjuknya secara perlahan.
- Dokter akan melakukan inspeksi sarung tangan setelah jari periksa ditarik. Inspeksi dilakukan untuk melihat apakah terdapat ikutan darah, lendir, atau feses pada sarung tangan.
- Dokter akan membersihkan bagian luar dari anus yang diperiksa kemudian memberikan privasi kepada penderita untuk berpakaian kembali.
- Dokter membuang sampah klinis setelah pemeriksaan.
Pada saat colok dubur, dokter Anda mungkin akan mengambil darah, tinja, atau lendir yang menempel pada sarung tangan untuk dijadikan sampel jaringan. Sampel ini dikenal dengan nama biopsi. Ia kemudian diteliti lebih lanjut untuk mengetahui secara lebih komprehensif tentang kondisi penderita.
-
Pemeriksaan visual dengan anoskopi, proktoskopi, atau sigmoidoskopi fleksibel.
Jika dokter masih ragu dengan kondisi yang dialami oleh penderita, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan visual. Ia disebut sebagai pemeriksaan visual karena menggunakan alat untuk mendapatkan visual atau gambar langsung dari keadaan organ yang diperiksa. Dokter akan memilih pemeriksaan visual sesuai dengan dugaan kondisi yang sedang dialami oleh penderita. Prosedur pemeriksaan visual yaitu dokter memasukkan alat khusus berbentuk selang plastik lentur.
Pada bagian ujung selang ini terpasang kamera untuk mengirim gambar keadaan di dalam organ tubuh secara real time ke monitor. Pada ujungnya juga terdapat sumber cahaya agar visual atau gambar yang dihasilkan terlihat lebih jelas. Alat ini dimasukkan ke dalam tubuh melalui lubang anus. Tujuan utama pemeriksaan visual untuk memastikan apakah yang sedang terjadi adalah ambeien dalam atau internal atau robekan pada lapisan anus (anal fissure) atau hal lainnya seperti kanker usus.
Beberapa pemeriksaan visual seperti:
- Anoskopi adalah tes untuk memeriksa rongga saluran antara anus dan rektum. Nama alat dari anoskopi disebut dengan anoskop.
- Proktoskopi adalah tes untuk memeriksa kanal anus yang merupakan bagian akhir dari rektum sebelum anus. Tes ini menggunakan alat namanya proktoskop.
- Sigmoidoskopi fleksibel adalah pemeriksaan pada bagian ujung usus besar, yang terdiri dari rektum, kolon sigmoid, dan anus. Nama alatnya sigmoidoskop.
- Kolonoskopi adalah tes untuk memeriksa organ usus secara lebih luas. Nama alatnya yaitu kolonoskop.
Sebelum pemeriksaan visual dilakukan, penderita haruslah mengosongkan perutnya terlebih dulu agar gambar yang dihasilkan real time dari organ sistem pembuangan tanpa ada sisa-sisa pengolahan makanan yang tersimpan di rektum. Terkadang, dokter akan memberikan obat pencahar untuk memastikan tidak hanya anus yang kosong tetapi juga perut dan usus benar-benar kosong.
-
Pemeriksaan dengan kolonoskopi.
Walaupun kolonoskopi termasuk salah satu jenis pemeriksaan visual, tetapi ia baru dilakukan ketika dokter masih ragu dengan diagnosa yang diambil setelah dilakukan anoskopi, proktoskopi, atau sigmoidoskopi fleksibel. Kolonoskopi umumnya direkomendasikan pada penderita dengan usia lanjut yaitu 50 tahun ke atas karena pada usia tersebut rentan mengalami berbagai kondisi medis pada saat bersamaan. Kolonoskopi terutama dilakukan untuk membedakan gejala-gejala yang timbul dengan kemungkinan penderita mengalami penyakit lainnya yang lebih serius seperti kanker usus atau anus. Pada proses kolonoskopi, penderita akan dibius melalui pembuluh darah. Obat bius ini akan membuat pasien tenang dan terkadang mengantuk guna memudahkan proses pemeriksaan.