BAB Berdarah dan Sakit, Apa Penyebabnya?
Gejala awal kanker kolorektal, yakni diare, buang air besar yang tidak tuntas, dan badan terasa lelah. Biasanya, gejala tersebut disertai BAB berdarah dan sakit perut. Secara perlahan, indikasi berlanjut pada rasa mual, muntah, dan berat badan menurun.
Lantas, siapa saja yang berisiko terkena kanker kolorektal? Sebenarnya, orang berumur 50 tahun ke atas memiliki risiko paling tinggi terserang penyakit ini. Meski begitu, kanker kolorektal bisa menyerang pemilik polip kolorektal, pengidap radang kolon, dan pengidap kanker lain.
Jika kanker kolorektal sudah menyebar sampai kelenjar getah bening, Anda harus waspada. Pasalnya, penyebaran tersebut menjadi tanda kanker stadium akhir. Indikasi selanjutnya, kanker menembus dinding usus besar, organ hati, dan paru-paru.
Pada tahap atau stadium akhir, pasien kanker kolorektal harus ditangani dengan pengobatan reseksi tanpa anastomosis, radioterapi, dan kemoterapi. Sementara itu, untuk membantu rektum tetap terbuka, pengidap kanker kolorektal mesti memakai stent di bagian pelepasan.
5. Disentri
Disentri bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Pasalnya, disentri dipicu oleh sanitasi yang buruk di lingkungan. Mulai dari pembuangan limbah sembarangan, tidak pernah mencuci tangan sebelum makan, serta keterbatasan air bersih.
Serangan disentri biasanya disertai diare berlendir selama 3—7 hari. Selain itu, disentri ditandai dengan BAB selalu berdarah dan sakit di sekitar pelepasan. Bahkan, pengidap disentri kerap merasakan kram perut, mual, muntah, hingga demam.
Penyebab lain penyakit disentri adalah serangan ameba. Protozoa tanpa dinding sel ini merusak dinding usus besar. Secara perlahan, muncul luka berdarah di bagian dinding usus besar tersebut. Bahkan, serangan ameba ini bisa menyebar ke organ hati melalui aliran darah.
Gejalanya diawali dengan demam, kehilangan nafsu makan dan berat badan, serta menggigil. Pada tahap selanjutnya, pengidap disentri akan mengalami nyeri saat buang besar. Dampak yang harus Anda waspadai ketika ameba menyerang hati karena bisa menimbulkan abses bernanah.
6. Diverticulosis
Diverticulosis menyerang bagian dinding usus besar yang mengakibatkan munculnya beberapa kantung kecil. Pada kondisi normal, kantung tersebut tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan cepat. Namun, kantung yang mengalami infeksi, harus mendapatkan penanganan khusus.
Pasalnya, infeksi kantung kecil pada diverticulosis bisa menyebabkan penyakit diverticulitis. Pengidapnya kerap demam, menggigil, sampai mual dan muntah. Bahkan, pengidap diverticulitis mengalami BAB berdarah dan sakit pinggul (bagian tubuh sebelah kiri bawah).
Namun, normalnya, gejala diverticulosis hanya kembung, sembelit, dan kram di bagian perut. Supaya indikasi tidak berkembang menjadi diverticulitis, atasi dengan mengonsumsi ikan kaleng dan sayuran lunak. Selain itu, Anda bisa memperbanyak makan keju, yogurt, dan sereal.